| rupang buddha borobudur |
Candi Borobudur, yang terletak di Magelang, Jawa Tengah, merupakan salah satu situs warisan budaya dunia yang paling terkenal dan menjadi kebanggaan Indonesia. Salah satu elemen terpenting dalam kompleks candi ini adalah rupang-rupang Buddha yang tersebar di berbagai tingkat stupa. Rupang ini bukan sekadar representasi fisik, tetapi juga sarat makna filosofis dan spiritual dalam ajaran Buddha Mahayana.
Apa Itu Rupang Buddha?
"Rupang" berasal dari bahasa Sanskerta "rupa" yang berarti bentuk atau wujud. Dalam konteks agama Buddha, rupang Buddha merujuk pada patung atau arca yang menggambarkan Sang Buddha, baik dalam posisi meditasi, pengajaran, maupun pemberkahan. Di Candi Borobudur, terdapat ratusan rupang Buddha yang masing-masing memiliki posisi tangan (mudra) yang berbeda-beda dan terletak di tingkatan candi yang mencerminkan perjalanan spiritual manusia.
Penyebaran dan Jumlah Rupang
Candi Borobudur dibangun dalam tiga tingkatan spiritual utama:
Kamadhatu – dunia nafsu
Rupadhatu – dunia bentuk
Arupadhatu – dunia tanpa bentuk
Tingkat Rupadhatu dan Arupadhatu dihiasi dengan 504 rupang Buddha, dengan sekitar 432 di antaranya berada di relung-relung candi dan sisanya dalam stupa berlubang di bagian atas. Setiap rupang menempati posisi simbolik tertentu sesuai dengan ajaran dan arah mata angin.
Lima Dhyani Buddha
Di Borobudur, setiap arah mata angin dikaitkan dengan salah satu dari Lima Dhyani Buddha atau Buddha Meditasi, yang masing-masing mewakili aspek kebijaksanaan dan metode pembebasan:
Akshobhya (Timur) – Mudra: Bhumisparsa (menyentuh bumi)
Ratnasambhava (Selatan) – Mudra: Varada (memberi anugerah)
Amitabha (Barat) – Mudra: Dhyana (meditasi)
Amoghasiddhi (Utara) – Mudra: Abhaya (memberi keberanian)
Vairocana (Tengah) – Mudra: Dharmachakra (memutar roda dharma)
Pemosisian rupang ini menunjukkan keteraturan kosmis dan spiritual dalam Buddhisme, sekaligus sebagai panduan simbolik bagi para peziarah dalam menapaki jalan pencerahan.
Fungsi dan Makna Spiritual
Rupang Buddha di Borobudur berfungsi tidak hanya sebagai penghias arsitektur, tetapi juga sebagai sarana kontemplasi dan meditasi. Para peziarah zaman dahulu melakukan pradaksina (berjalan mengelilingi candi searah jarum jam) sambil merenungkan ajaran yang diwakili oleh setiap relief dan rupang Buddha yang mereka jumpai.
Makna spiritual dari setiap rupang dapat berbeda tergantung posisi mudra-nya. Misalnya, mudra Dhyana mencerminkan pencapaian meditasi mendalam, sedangkan mudra Abhaya menunjukkan perlindungan dan ketenangan batin.
| rupang buddha has product |
Pelestarian dan Tantangan
Sebagai warisan dunia UNESCO sejak 1991, rupang-rupang Buddha di Borobudur menghadapi tantangan konservasi seperti pelapukan batu, lumut, hingga kerusakan akibat tangan manusia. Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan berbagai pihak internasional untuk memastikan pelestarian cagar budaya ini agar generasi mendatang tetap bisa mempelajari dan menghargainya.
TENTANG KAMI
Herrys art (HAS) mengerjakan kerajinan batu lavastone dari gunung Merapi, dan juga batuan dari beberapa gunung di pulau jawa. Dengan bentuk antara lain rupang buddha, patung religi gapura, prasasti,kijing dan nisan,stupa candi , relief candi dan segala bentuk desain sesuai permintaan anda,
Hasil karya kami sudah terpasang di beberapa pulau Sumatera,jawa,Kalimantan hingga papua. Dan beberapa negara seperti Thailand, Vietnam, hongkong hingga amerika dan eropa.
Untuk informasi pemesanan dan pengiriman bisa menghubungi kami .
ALAMAT
HERRYS ART STONE 2 WORKSHOP
C798+9G3, Jl. Kyai Agung Santri, Tamanagung, Kec. Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah
WHATSAPP 081802768460 @wa.me/6281802768460
Email herrys2001@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar